Bimbel Jakarta Timur akan mengenalkan metode-metode yang akan membuat anak-anak senang dalam pelajaran matematika. Matematika melatih sistem kerangka berfikir jadi lebih terarah dan cepat. Karena berkaitan dengan menanamkan sebuah pemetaan konsep berfikir yang lebih dominan “merelevansi” cara berfikir mereka dengan sebuah materi ajar matematika itu sendiri.
Konsep yang perlu dikembangkan adalah konsep berfikir kritis, oleh karena itu
pada saat belajar matematika diperlukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang
sifatnya membangunkecepatan dalam memproses suatu masalah. Seperti “Apakah kamu
mau mencoba ini?”“Apa yang akan terjadi jika…. ?” “Apakah kamu dapat …..?”
Pertanyaan pertanyaantersebut akan mampu merangsang bagaimana cara berfikir
kritis dan membantumeningkatkan pemahaman terhadap ide-ide, konsep, maupun kosa
kata dalammatematika. Berikut ini beberapa aktifitas yang dapat dipraktekkan
saat belajarmatematika :
1. Menggunakan Teknik dramatisasi.
Ajaklah murid-murid Anda berpura-pura (berimajinasi) berada di sebuah bola atau
kotak(Kubus/Prisma/balok), merasakan sisi-sisinya, rusuk-rusuknya, sudutnya
danmendramakan secara sederhana materi aritmatika seperti: Tiga katak
melompatdalam kolam dsb. Pada dasarnya drama akan membuat mereka merasa lebih
rileks,merasa lebih memahami tentang apa yang sebenarnya dia pelajari, mudah
mengingatkarena “melihat”, “mendengarkan” dengan “melakukan” apa yang ada di
dalamsebuah drama.
2. Menggunakan anggota tubuh mereka sebagai
objekbelajar. Anda dapat mengajak mereka menunjukkan berapa banyak kaki, mata,
jari,dan anggota tubuh lainnya, kemudian menjumlahkannya berdasarkan bagian-bagianserta
fungsinya, mengalikan dengan seluruh anggota kelas, dan sebagainya.Ketika
diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapinyadengan protes
keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang merekamemiliki dan
mereka akan membuktikannya dengan menunjukkan bukti tersebut. Kemudian mengajak
anak-anak untuk menampilkan nomor dengan menggunakan jarimereka, misalnya
dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?”Siswa akan menunjukan
usia mereka dengan menggunakan jumlah jari mereka. Selainitu guru menampilkan
angka menggunakan jarinya (misalnya, menampilkan angkalima dengan tiga jari
tangan kiri dan dua jari tangan kanan).
3. Menggunakan permainan sebagai strategi belajar. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukankegiatan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakanbentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli, diskon, keuntungan, persentase, dsb, ataumenunjukkan siswa dengan permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecillainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
4. Menggunakan mainan sebagai media
belajar. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan beberapa mainan
untuk simulasi kejadian nyata yang pernah mereka alami, seperti tiga mobil di
jalan,atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di
atastanah.
5. Menggunakan cerita atau dongeng sebagai
fungsi perangsang. Pada dasarnya siswa SD adalah masih tergolong anak yang
suka bercerita dan menceritakan, salah satu teknik yang dapat anda gunakan
yaitu dengan menceritakan sebuah dongeng yang didalamnya terdapat konsep
hitung matematika. Anda dapat bercerita dengan mengeksprsikan kejadian yang ada
dalam dongeng tersebut agar suasana menjadi lebih menarik, diselingi dengan pertanyaan
pertanyaan “pancingan” yang sifatnya menumbuhkan konsep berfikirkritis mereka,
dan intonasi suara Anda pada saat kondisi kelas kurangterkendali guna
mengembalikan konsentrasi mereka terhadap cerita yang adabacakan. Anda juga
dapat memperagakan khususnya pada bagian konsep hitung matematika yang tujuannya
untuk memperjelas konsep matematika itu sendiri.
6. Menggunakan kreativitas/potensi alami
anaksebagai pondasi belajar. Menggali ide anak tentang matematika
harusdidiskusikan bersama dengan anak yang bersangkutan. Misalnya Anda
menanyakankepada seorang siswa yang berumur 6 tahun yang menyukai cokelat:
“Nak, cobapikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan
lima.Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. Apa yang akan kamu
lakukan?. Selain berhitung, dia juga dapat belajar bercerita. Atau misalnya
lagi, adasiswa kelas 5 yang suka dengan bermain bola. Disaat itu anda sedang
mengenalkankonsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulan, Anda dapat
mengajukanpertanyaan seperti ini misanya : “ Nak, kamu kan suka main bola,
seandainyahari ini TIM mu kalah 3 kosong di kandang, agar kamu bisa menang,
kamu harusminimal berapa kosong nak? Anak yang suka dan gemar dengan bola, dia
akanberfikir dan menjawabnya. Setiap anak memiliki kretifitas yang berbeda.
7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah.
Dalampembelajaran matematika, pemecahan masalah sebenarnya adalah hal yang
utama,karena dasar tujuan utama belajar matematika adalah agar mereka cepat
tanggapterhadap masalah mereka sendiri maupun masalah social yang ada
dilingkunganmereka. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri
atau apapunyang mungkin berguna untuk memecahkan masalah. Misalnya anda dapat
menyuguhkansebuah cerita sehari-hari yang menarik dalam sebuah soal matematika.
8. Menggunakan Lingkungan sebagai media.
Bawalahmatematika dimanapun meraka berada, diluar, di dalam kelas maupun ketika
merakasedang berada didalam rumah, jika wajah-wajah meraka telah jenuh terhadap
semuapembelajaran diatas, maka bawalah meraka untuk belajar diluar, seperti
dibawah pohon atau tempat tempat yang terasa nyaman digunakan untuk belajar,
atausesekali ajaklah guru kelas lain untuk bertukar ruangan barang sehari atau
duahari saja, lakukan ini ketika meraka tampak jenuh saja, anda juga
menggunakanapa yang ada lingkungan sekolah sebagai media, dari menghitung
jumlah anak-anakdi pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk
membersihkanbarang dengan jumlah tertentu, atau membersihkan barang yang
berbentuk geometris tertentu dsb.
9. Menggunakan teknologi. Cobalah Anda
sesekalimenampilkan sebuah produk teknologi sebagai media pembelajaran,
misalnyamenggunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan
danaktifitas yang mereka lakukan dalah belajar matematika, dan
kemudianmenggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, dan komunikasi dengan
orangtua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer dan proyektor.
10. Gunakan assessment untuk mengukur
penilaiananak-anak belajar matematika. Assesment sangat penting, anda tidak
akan taubagaimana perkembangan siswa anda dalam pembelajaran yang anda lakukan
jikaanda tidak membuat asessmen, bentuk assesmen ini dapat anda sesuaikan
denganmateri ajar. Misalnya, menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak,
dankelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang materi dan
berpikiruntuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin mereka dapat dari
pengalamanbelajar mereka . Cobalah menggunakan komputer untuk penilaian
menggunakanprogram secara otomatis, seperti EXCEL atau ACCESS.
Mengubah
stigma bahwa mata pelajaran Sains danMatematika sebagai mata pelajaran yang
rumit, menakutkan dan membosankan,nampaknya sudah harus dilakukan para guru,
orangtua, bahkan siswa yangmenjalaninya. Terutama para siswa/i SD yang masih
muda, jika masih adamatematika dan sains yang dianggap menyulitkan, maka
hindarkanlah.
Hal
tersebut diungkapkan Presiden Asian Scienceand Mathematics Olympiad for Primary
School (ASMOPS) Ali Godjali, yangmenurutnya kedua mata pelajaran tersebut dapat
dibuat menjadi lebih menarik danmenyenangkan bagi anak-anak hanya bila
disampaikan dengan metode Gasing.
"Metode
pembelajaran GASING yaitu gampang,asik dan menyenangakan, merupakan metode
belajar matematika atau sains dengan carayang lebih sederhana, dengan
pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, jaditidak akan membuat siswa pusing
atau benci terhadap matematika atausains," katanya kepada Kompas.com di
sela-selamemantau ASMOPS 2012 di Hotel Grand Zuri, BSD City, Tangerang,
Rabu(7/11/2012).
Dosen
matematika Surya Institute, Tangerang inimenjelaskan, untuk menangani materi
matematika bagi siswa SD, yang palingterpenting adalah penguasaan berhitung
dulu. Pembelajarannya lebih banyakmenggunakan peragaan.
"Untuk
siswa kelas 1-3, kita dapat belajarmatematika dengan bantuan alat peraga, kita
dapat menggunakan tangan danalat-alat bergerak untuk menghitung. Yang penting
aktif bergerak danberhitung,"ucap lulusan Mathematics, Barkeley
University, America ini.
Ali
mencotohkan beberapa metode pembelajaranmatematika dapat juga dengan bantuan
lain seperti musik dan komputer.
"Dengan
nyanyian siswa bisa untukmenghafal perkalian misalnya, atau dengan menggunakan
software program games dikomputer. Dimana pada games tersebut, misalnya games
tembak-tembakan, adapermainan berhitungnya, seperti 1+2 sama dengan berapa? Nah
yang harus ditembakadalah angka 3 di permainan itu,"ulasnya lagi.
Adapun
untuk pendidikan sains, trainer GasingSurya Institute Yuni Widyatuti
menjelaskan, konsep sains konsep yang benar akanlebih menekankan pada logika
dibandingkan dengan menggunakan rumus-rumusturunan.
"Biarkan
mereka (anak-anak) yang menemukansendiri, sampai mereka berkata 'Aha' sendiri
dengan ekplorasinya sendiri,"tutur Yuni di tempat yang sama.
Yuni
menuturkan, sebelum memulai pelajaran, iamenyarankan para guru untuk menyenangi
dulu materi pelajaran yang akandisampaikan pada siswa.
"Kita
harus meyakinkan, sama-sama senangdulu, kalau ada hands on atau experience,
maka matangkan dulu. Jadi ketikamelakukan percobaan di depan kelas, maka
anak-anak tertarik dan yakin apalagikalau pembukaan pelajarannya asyik,"
katanya.
Ia
menambahkan, selama ini metode pembelajarandari guru ke siswa belum benar-benar
membuat anak-anak senang dengan sains,akhirnya mereka tidak memahami konsep
pengetahuan alam.
"Mereka
bukan anak bodoh, anak itu cumatidak dapat kesempatan guru yang kompeten dengan
metoda yang efektif,"ujarnya.
Yuni
mencontohkan, bila ingin membuat dayatarik dalam belajar sains, guru atau
orangtua di rumah bisa melakukan sepertisalah satu yang dicontohkannya.
"Contoh
yang spontan, soal Gangnam Style.Saat memasuki ruang kelas, coba buat suasana
di kelas berbau gangnam. Nyalakanmusiknya lalu tarikan gayanya. Hait, maka
anak-anak bakal ikut gerakan kita.Setelah itu, kita ingatkan bahwa kita sedang
belajar rangka. Anak-anak tulangapa saja yang bergerak kalau kita joget
Gangnam? Dari sana kita perkenalkanpelajaran rangka," tuturnya.
Ia
menegaskan, bahwa sains itu ada disekeliling kita, jadi pelajaran sains bisa
disampaikan secara spontan kepadaanak-anak.
Menjagarasa penasaran anak
Menjaga
ketertarikan anak soal matematika atausains, orangtua di rumah tidak lantas
cuek dan membiarkan anaknya belajarsendiroi di rumah, Justru orangtua juga
harus memiliki perannya.
Direktur
Eksekutif Surya Institute SrisetiowatiSeiful mengatakan, tidak cukup siswa
belajar apa yang sudah dipelajarinya disekolah, dari buku dan percobaan, tetapi
juga saat anak belajar di rumahoranhtua harus siap mengikutinya.
"Metode
Gasing bisa melibatkan anak dan orangtua. Saat anak sedang dalam curiosity-nya,
rasa penasarannya, dan banyakbertanya dengaan orangtua mereka, maka jangan
menghentikan pertanyaan anak.Upayakan menjawan sebisa mungkin, kakau pun
menghindar jangan sekali kalimengatakan shut up, atau sudah jangan banyak
tanya, tapi alihkan dengan, okeibu harus masak dulu atau yang lainnya,"
ujar Sri saat berbincang dengankompas.com di sela acara ASMOPS.
"Menjaga
ketertarikan anak soal pelajaran,tidak hanya sains dan matematika saja, tapi
belajar dalam kehidupan dan belajarkarakter, maka saya sarankan kebiasaan
membacakan buku anak sebelum tidur dilakukan lagi, apalagi buku yang dalam dua
bahasa, maka kemampuan anak akanlebih terasah dan peka terhadap kehidupan
sehari-harinya," tambahnya.